Surabaya, 5 September 2023 - Sebuah insiden kontroversial terjadi di Jembatan Suramadu, Surabaya, ketika seorang pemobil maki-maki dan bahkan mencakar polisi yang mencoba untuk menilangnya. Insiden ini memicu perdebatan luas tentang etika berlalu lintas dan penegakan hukum di jalan raya.
Peristiwa tersebut terjadi pada hari Minggu, 3 September 2023, ketika seorang anggota polisi lalu lintas berusaha menilang seorang pemobil yang diduga melanggar aturan lalu lintas di Jembatan Suramadu. Namun, ketika petugas berusaha menjalankan tugasnya, pemobil tersebut tidak hanya menolak untuk bekerja sama, tetapi juga mulai melontarkan kata-kata kasar dan bahkan mencoba untuk mencakar polisi tersebut.
Berikut adalah beberapa fakta terkait dengan insiden ini:
Video Viral: Insiden ini menjadi viral di media sosial setelah seseorang merekamnya dan membagikannya di berbagai platform. Video tersebut menunjukkan bagaimana pemobil tersebut dengan agresif menghujat polisi yang mencoba menegakkan hukum.
Penolakan Pemobil: Menurut laporan polisi, pemobil tersebut awalnya menolak untuk menurunkan jendela mobil atau menyerahkan dokumen kendaraan ketika diminta oleh petugas. Hal ini memulai pertikaian verbal antara mereka.
Reaksi Polisi: Petugas polisi yang terlibat dalam insiden tersebut mencoba untuk tetap tenang dan mengendalikan situasi, meskipun mereka menghadapi perlakuan yang kasar. Mereka mencoba untuk menjelaskan alasan penilangan kepada pemobil tersebut.
Tindakan Pemobil: Pemobil tersebut, dalam video yang terekam, terlihat mencoba untuk mencakar polisi dengan kuku tajamnya saat petugas berusaha membaca nomor registrasi kendaraan. Tindakan ini sangat tidak etis dan berbahaya bagi keselamatan petugas.
Reaksi Publik: Insiden ini memicu reaksi tajam dari publik. Sebagian besar masyarakat mengecam perilaku pemobil tersebut dan mengingatkan tentang pentingnya menghormati hukum dan petugas yang menjalankan tugas mereka.
Tindakan Hukum: Pemobil tersebut akhirnya diamankan oleh petugas lain yang tiba di lokasi. Dia dijatuhi sanksi sesuai dengan pelanggaran yang dia lakukan, termasuk resistensi terhadap penegakan hukum.