14 Desember 2023
Sidoarjo, Jawa Timur - Kejadian listrik padam mendadak pada hari Senin malam menyebabkan kerusakan dan keresahan di fasilitas tempat penampungan pengungsi internasional di Sidoarjo. Sebanyak 30 orang pengungsi internasional yang menempati tempat penampungan tersebut terpaksa merusak beberapa fasilitas untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Peristiwa ini bermula ketika kawasan sekitar tempat penampungan tiba-tiba mengalami pemadaman listrik yang berkepanjangan. Kondisi tersebut menimbulkan ketidaknyamanan dan kegelapan di fasilitas yang dihuni oleh sejumlah pengungsi internasional yang mengungsi dari berbagai negara akibat konflik dan krisis kemanusiaan.
Sebagai respons terhadap kondisi darurat, sejumlah pengungsi internasional mulai merusak fasilitas termasuk pintu, jendela, dan peralatan kelistrikan untuk mendapatkan sumber cahaya dan kebutuhan dasar lainnya. Para pengungsi mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait ketidakpastian situasi dan kurangnya komunikasi terkait perbaikan listrik.
Pemerintah setempat, bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan organisasi kemanusiaan terkait, segera merespons kejadian ini dengan mengirim tim pemulihan ke lokasi. Upaya ini bertujuan untuk memberikan bantuan darurat, memastikan keamanan, dan memperbaiki fasilitas yang rusak.
Kepala BPBD Sidoarjo, Bambang Sulistio, menyampaikan bahwa tim telah dikerahkan untuk menangani situasi darurat ini. "Kami memahami kekhawatiran dan ketidaknyamanan yang dialami oleh pengungsi internasional. Tim kami sedang bekerja keras untuk memperbaiki listrik dan memastikan kondisi di tempat penampungan kembali aman dan layak huni," kata Bambang Sulistio.
Sementara itu, pihak penyedia listrik setempat sedang melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti dari pemadaman listrik tersebut. Di samping itu, koordinasi dengan pihak-pihak terkait terus dilakukan untuk memastikan pengungsi internasional dapat kembali ke kondisi yang aman dan nyaman secepat mungkin.
Pemerintah dan pihak terkait berharap agar kejadian ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan sistem tanggap darurat dan komunikasi untuk situasi serupa di masa depan, sehingga keamanan dan kesejahteraan pengungsi internasional tetap terjamin dalam kondisi apapun.