Pemkot Kebut Pembangunan RS Surabaya Timur Agar Bisa Beroperasi September

 

Surabaya - Proses pembangunan Rumah Sakit (RS) Surabaya Timur yang menjadi milik Pemerintah Kota (Pemkot) terus dikebut. RS yang difokuskan untuk menangani kasus ibu ini diharapkan dapat dioperasikan pada bulan September mendatang.

Kepala Bidang Bangunan Gedung Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Permukiman serta Pertanahan (DPRKPP) Surabaya, Iman Kristian, mengungkapkan bahwa saat ini proses pembangunan telah mencapai 21%. Pengerjaan melibatkan sejumlah tahapan, dan diproyeksikan akan selesai pada bulan September tahun ini.

"Proses pembangunan sudah mencapai 21%. Pengerjaan sudah melalui level 3 dan dipastikan tuntas September. September tahun ini sudah bisa operasional," kata Iman Kristian.

Pembangunan RSUD Surabaya Timur dilakukan di lahan seluas 5,5 hektar, dengan bangunan RS menempati luasan 1,7 hektar. Iman menjelaskan bahwa sisa lahan masih dapat digunakan untuk pengembangan RS di masa mendatang.

"Dengan total lahan 5,5 hektar, yang kita bangun cuma 1,7 hektar. Untuk pengembangan rumah sakit ke depannya masih bisa," ujarnya.

RSUD Surabaya Timur direncanakan memiliki kapasitas 327 tempat tidur dengan dua tower yang menyediakan fasilitas ruang rawat inap, poliklinik, kamar perawatan pasien, dan lainnya.

Iman menegaskan bahwa meskipun bangunan RS menggunakan standar kelas B, untuk operasionalnya akan mengikuti standar tipe C. Hal ini dilakukan agar proses perizinan dapat berjalan lebih cepat.

"Pada awal operasional, akan dioperasikan dengan standar tipe C dahulu, meskipun dengan standar bangunan tipe B. Ini dilakukan agar segera dapat beroperasi," jelasnya.

Iman Kristian memastikan bahwa hingga pertengahan Januari 2024, proses pembangunan RSUD Surabaya Timur berjalan lancar tanpa kendala. Ia optimis bahwa bangunan akan selesai sebelum September 2024 dan dapat diisi dengan peralatan kesehatan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya pada pertengahan tahun tersebut.

"Paling bulan Juli-Agustus itu lantai 1, lantai 2 sudah bisa diisi (alat kesehatan), jadi ini sudah paralel sama timeline pengadaan Dinkes," pungkasnya.

Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler