Wali Kota Eri Akan Hidupkan Lagi Sekolah Bibit Unggul, Apa Itu?

 


Surabaya - Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, memiliki rencana untuk menghidupkan kembali Sekolah Bibit Unggul setelah beberapa tahun tidak aktif dan berubah menjadi Liponsos. Tetapi, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Sekolah Bibit Unggul?

Sekolah Bibit Unggul tidak sama dengan sekolah umum pada umumnya. Lebih tepatnya, ini merupakan shelter atau asrama yang menampung anak-anak berbakat dari keluarga tidak mampu, serta korban kekerasan, baik perempuan maupun laki-laki.

Keputusan untuk menghidupkan kembali Sekolah Bibit Unggul ini diambil setelah terjadi empat kasus kekerasan terhadap anak-anak di Surabaya pada awal tahun ini. Eri ingin memastikan bahwa anak-anak di Kota Pahlawan tidak mengalami trauma. Ia berharap Sekolah Bibit Unggul dapat membantu mengembangkan bakat-bakat anak sesuai dengan minat dan potensinya.

"Sekolah Bibit Unggul sudah ada, tapi tidak di asrama, kembali ke rumah masing-masing. Ini mau kita hidupkan asramanya agar bisa mengontrol dan memberikan pembelajaran lebih bagus lagi," kata Eri dalam wawancara dengan detikJatim di Jalan Jimerto, Jumat (26/1/2024).

Rencananya, asrama untuk anak-anak berbakat akan dibangun di dekat Liponsos Keputih. Hal ini disebabkan oleh Liponsos dulunya merupakan tempat dari Sekolah Bibit Unggul, meskipun tidak diketahui secara pasti mengapa sekolah tersebut tidak aktif lagi.

"(Ditempati) Anak-anak Surabaya yang punya prestasi. Jadi yang punya prestasi, anak-anak kemarin. Seperti habis disiksa ibunya dimasukkan situ, sehingga kita bisa kontrol psikisnya agar kembali normal. Daripada diambil ibunya dan disiksa lagi, kalau ibunya nggak bisa jaga ya di situ dan psikisnya terbentuk dengan baik," jelasnya.

Meski dinamai Sekolah Bibit Unggul, anak-anak yang tinggal di sana nantinya tetap akan bersekolah di SMA bahkan kuliah di pendidikan negeri. Di asrama, bakat anak akan diasah, mentalnya dibentuk dengan baik, dan difasilitasi untuk menjadi orang sukses.

"Sekolah biasa, tetap SMA. Tapi asrama di situ. Modelan seperti Sekolah Anak Negeri. Mau tak hidupkan lagi (Sekolah Bibit Unggul)," ujarnya.

Ali Murtadlo, salah satu alumnus Sekolah Bibit Unggul yang kini menjabat sebagai Kepala Bagian Pengadaan Barang/Jasa dan Administrasi Pembangunan Surabaya, menceritakan bahwa di asrama tersebut fokus pada pembelajaran. Mayoritas anak yang tinggal di sana merupakan anak tidak mampu.

"Dulu saya di Sekolah Bibit Unggul sejak SMA, diambil dari anak-anak yang tidak mampu (ekonomi), tapi punya kemampuan dalam ilmu pelajaran. Dites matematika, kimia, fisika, tapi orang tua tidak mampu menyekolahkan, itu yang diambil," kata Ali.

Ali menjelaskan bahwa pembinaan di Sekolah Bibit Unggul memiliki karakter semi militer. Anak-anak dididik disiplin, rajin belajar, dan memiliki semangat tinggi untuk mencapai impian mereka.

"Kalau di asrama dilokalisir, di sana semi militer. Bangun sebelum subuh, apel, disiplin tinggi, makan bersama, waktu belajar ya belajar. Disuruh belajar, fasilitas disiapkan semua, pakaian, makan, sekolah, diantar jemput, mikir belajar saja," ceritanya.

Menurut Ali, Sekolah Bibit Unggul hanya diisi oleh anak-anak SMA hingga kuliah saja. Sementara itu, SD dan SMP tetap di rumah, namun biayanya ditanggung oleh Pemkot Surabaya.

"Saya sampai kuliah selesai dan kuliah harus negeri semua, nggak boleh swasta. Tempatnya di Vila Kalijudan kavling 2-4, bangunan sekarang dipakai Liponsos," pungkasnya.

Lebih baru Lebih lama

Tag Terpopuler