Mojokerto, 28 Juli 2024 - Tiga desa di Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, mengalami krisis air bersih yang parah. Desa-desa yang terdampak adalah Desa Kemuning, Desa Sumberagung, dan Desa Karanganyar. Krisis ini telah mempengaruhi kehidupan sehari-hari sekitar 8.320 jiwa yang tinggal di wilayah tersebut.
Krisis air bersih ini bermula sejak beberapa minggu lalu akibat musim kemarau yang berkepanjangan. Sumber-sumber air yang biasanya digunakan warga, seperti sumur dan mata air, mulai mengering. Hal ini membuat warga kesulitan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk untuk minum, memasak, dan mandi.
"Sumber air di desa kami sudah mulai mengering. Kami terpaksa harus berjalan jauh untuk mendapatkan air bersih dari desa tetangga, itupun jumlahnya terbatas," ujar salah seorang warga Desa Kemuning.
Pemerintah daerah Mojokerto telah mengambil langkah darurat untuk membantu warga yang terdampak. Dinas Sosial dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mojokerto telah mendistribusikan air bersih menggunakan truk tangki ke desa-desa yang mengalami krisis. Namun, upaya ini belum sepenuhnya mencukupi kebutuhan warga.
"Kami sudah mengirimkan bantuan air bersih ke desa-desa yang terdampak, namun jumlahnya masih kurang. Kami terus berupaya untuk menambah pasokan air bersih agar kebutuhan warga dapat terpenuhi," ujar Kepala BPBD Mojokerto.
Selain itu, pemerintah daerah juga bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk mencari solusi jangka panjang guna mengatasi krisis air bersih ini. Salah satu rencana yang sedang dipertimbangkan adalah pembangunan sumur bor dan instalasi pipa air dari sumber air yang lebih stabil.
Para warga diharapkan untuk tetap tenang dan bekerja sama dengan pihak berwenang dalam penyaluran bantuan air bersih. Pemerintah daerah juga mengimbau warga untuk menggunakan air secara bijak dan menghemat penggunaan air selama krisis ini berlangsung.
Krisis air bersih ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan sumber daya air yang berkelanjutan dan kesiapan menghadapi dampak perubahan iklim yang semakin ekstrem. Diharapkan, dengan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat, krisis ini dapat segera teratasi dan kehidupan warga kembali normal.